Lomba Artikel Islam merupakan rangkaian agenda MILAD FKMI Ulul Albab 28 "Rambutan" 2020.
Berikut karya dari Wulandari, Runner Up 1 Lomba Artikel Islam.
DUNIA GENGGAMAN, TANDA AKHIR ZAMAN
OLEH: WULANDARI
Siapa dia?
Dia adalah dunia, tempat membuat manusia lupa segalanya sehingga terpedaya. Di dunia selalu saja ingin menjadi terbaik di mata orang lain, bahkan yang lebih parahnya lagi banyak anak muda hanya sibuk berjalin kasih dengan kekasih hati. Sejenak mulai merenungi anak milenial di zaman ini, bagaimana bisa kesenangan dunia menjadi prioritas utama hidup, jika yang ada di fikiran kita hanyalah
kekayaan, jabatan, warisan, dan kekasih yang tak halal.
kekayaan, jabatan, warisan, dan kekasih yang tak halal.
Apa kabar amal wahai anak muda?
Usia memang masih muda, tetapi kita tidak tahu sampai kapan kita hidup di dunia. Esok atau lusa bisa saja sudah tiada, jika Allah menghendakinya. Miris sekali, dunia telah menjadi tujuan utama dalam hal yang tak berguna. Kita boleh saja kejar dunia, tetapi akhirat tetaplah yang utama. Jadilah orang yang berguna bagi semua orang, jangan hanya meikirkan kesenangan hidup semata dengan memamerkan kekayaan dan eloknya sang pujaan hati tercinta. Bersyukurlah wahai anak muda, karena masih diberi kesempatan hidup di dunia, jangan pernah sia-siakan kesempatan itu. Hidup adalah perjalanan, dan waktu adalah kesempatan, jangan pernah sia-siakan.
Mengapa dunia seakan genggaman yang tak akan pernah kita lepaskan?
Ia hanyalah sesaat namun sulit terlepaskan. Ini adalah tanda akhir zaman, orang
berlomba-lomba meraih tujuan namun lupa pada Allah Sang pencipta alam semesta.
Terkadang kita semua ingin menjadi terbaik, hingga lupa bahwa yang terlihat baik
dari diri kita itu karena Allah maha baik menutup aib-aib kita.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“(Demikianlah keadaan orang-rang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekalikali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja, dan dihadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan. (QS. Al Mu’minun: 99-100).
Para penghuni kubur menyesal, selama hidupnya melalaikan ibadah. Mereka ingin kembali ke dunia, ingin memerbaiki kesalahan dan berbuat amal saleh terhadap apa yang telah mereka tinggalkan. Namun, apa yang telah mereka ucapkan sudah terlambat, karena setelah kita mati, mustahil kesempatan akan terulang kembali. Selagi masih diberi kesempatan untuk hidup di dunia, mari kita ubah diri kita menjadi lebih baik lagi, tidak melalalaikan ibadah kepada Allah SWT agar kita tidak menyesal saat hari pembalasan itu tiba.
Katanya ingin masuk surga? Inginnya mendapat syafa’at Rasulullah. Tetapi hidup di dunia melalaikan banyak ibadah, kesibukan di dunia membuat kita lupa sehingga melalaikan sholat. Kita adalah sang pendosa, kita semua adalah manusia yang tak luput dari khilaf dan salah. Namun, jangan sampai kita mengulang kembali zaman jahiliyah seperti pada zamannya. Misalnya pergaulan bebas, pelecehan seksual pada anak dan perempuan, menari-nari, bahkan minum khamar. Seperti yang kita ketahui saat ini, Allah telah memberi peringatan pada kita yang lupa pada-Nya berupa bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tsunami, longsor bahkan musibah lainnya.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan, sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!” sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu. (QS. Al-An’am:31).
Kita telah berada pada akhir zaman, dimana Allah telah murka pada hambanya yang lupa dan selalu mengingkari janji untuk menyembah dan memuji nama-Nya, kita kurang bersyukur, sering futur, melanggar perintah Allah dan kerap kali mendekati larangan-Nya. Allah selalu membantu hambanya yang mengalami kesulitan, namun apa yang kita lakukan? Sering membangkang, seakan dirilah yang terkekang. Allah bisa memenuhi semua apa yang kita butuhkan. Namun, nyatanya yang ingkar adalah kita sang pendosa di akhir zaman ini. Kita tidak menyadari atas segala kenikmatan yang telah Allah berikan, karena terlalu mengharapkan dunia yang sementara.
Sadarlah kita wahai anak muda, kita memang manusia yang selalu melakukan kesalahan. Namun, bukan berarti kita semena-mena pada aturan yang Allah turunkan dalam Al-Qur’an sebagai pedoman kehidupan. Apalah arti anak milenial, jika adab dan akhlak tak berimbang dengan kepintaran. Tanpa adab dan akhlak, sepintar apapun kalian jika dikalikan 0 hasilnya tetap 0 tanpa nilai sedikitpun. Jadilah muslim dan muslimah cerdas dengan akhlak berkualitas. Jika akhir zaman sudah kelihatan, jangan jebak diri kita pada kemaslahatan. Dekatkan diri pada Allah dan libatkan Allah atas segala perbuatan. `Jangan pernah sakiti orang terdekat kita.
Hablumminallah … wahablumminannas …
Jalinlah hubungan baik dengan Allah dan manusia. Teruslah berbuat kebaikan meskipun orang lain membenci kita. Manusia tak luput dari khilaf dan salah, maka dari itu mari kita bersama-sama berlomba-lomba mengejar ridho Sang ilahi, berharap akan berjumpa di surga nanti.
Ingatlah, kekayaan bukan segalanya
Harta hanyalah sementara
Kekasih tak halal akan menambah dosa
Akhirat tempat yang kekal selamanya, namun dunia hanyalah tempat persinggahan semata.
Harta hanyalah sementara
Kekasih tak halal akan menambah dosa
Akhirat tempat yang kekal selamanya, namun dunia hanyalah tempat persinggahan semata.
Allah SWT berfirman yang artinya:
“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memerdaya kamu.” (QS. Luqman: 33)
“Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memerdaya kamu.” (QS. Luqman: 33)
Dalam QS. Luqman, Allah sangat tidak suka dengan orang yang terpedaya oleh dunia, hingga membuat seseorang berlomba-lomba untuk meraihnya. Ketahuilah, hal demikian akan membuat manusia hilang akal dan segala apa yang mereka lakukan selalu tentang dunia. Bahkan lupa dengan akhirat yang merupakan tempat abadi umat manusia kelak nanti. Fakta membuktikan, manusia lebih dekat dengan dunia daripada Tuhannya. Manusia lebih senang berbondong-bondong meraih dunia yang fana. Siang dan malam tak henti-hentinya ia habiskan untuk mendapatkan harta kekayaan dan gelar di dunia. Mereka lupa pada Allah, menghabiskan waktu untuk hal tak bermanfaat. Allah SWT menciptakan dunia ini bukan untuk berleha-leha dan bersuka ria, tetapi Allah menciptakannya untuk manusia-manusia yang beriman.
“Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan utama. Maka, Allah akan cerai beraikan urusannya lalu Allah akan jadikan kefakiran selalu menghantuinya, dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan, barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Allah akan ringankan urusannya, lalu Allah isi hatinya dengan kecukupan, dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tak minta”. (HR. Baihaqi dan Ibnu Hibban).
Untuk kita semua, berusahalah menjadi orang yang lebih baik. Berjalan di dunia, namun berlari mengejar akhirat. Jangan terlalu cinta pada dunia, karena kita akan terjerat dan lupa akan ibadah. Ingatlah, akhirat tetap prioritas utama, orang yang berlomba-lomba untuk menggenggam dunia adalah tanda akhir zaman. Maka dari itu, marilah kita perbaiki diri kita agar tidak terjerumus kemballi pada kemaksiatan, tetaplah istiqomah di jalan Allah, kita semua harus berjuang walau mungkin tidak semudah apa yang kita bayangkan. Namun bersabarlah, dibalik kesulitan pasti ada jalan kemudahan dari Allah SWT untuk hambanya yang bertaqwa.
BIOGRAFI PENULIS
Namaku Wulandari, lahir di desa Tasik Malaya Kalbar, 10 Juli 2001. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara, buah dari pasangan Sataria dan Uray Mariani. Ulan adalah panggilan akrabku, Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahku seorang Nelayan, sedangkan Ibuku mengurus rumah angga. Ketika berumur 6 tahun, Aku mulai bersekolah di SDN 06 Batu Ampar Kalbar, kemudian setelah lulus melanjutkan pendidikan di SMPN 06 Batu Ampar kalbar, dan melanjutkan pendidikan SMA di SMAN 01 Batu Ampar Kalbar, saat ini sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi UNTAN Pontianak Kalbar. Menulis puisi, cerpen, serta artikel adalah hobiku sejak SMA. Hingga saat inipun sudah banyak puisi hasil karyaku, namun sayangnya tak dipublikasikan hanya sebatas tulisan di buku diary, begitulah nasibku ini yang sedikit miris namun nasib siapa yang tahu, semoga hasil karyaku bisa dibukukan dan best seller Aaamiin. Maaf panjang lebar, sekian biografi singkat ini.
Namaku Wulandari, lahir di desa Tasik Malaya Kalbar, 10 Juli 2001. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara, buah dari pasangan Sataria dan Uray Mariani. Ulan adalah panggilan akrabku, Aku terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahku seorang Nelayan, sedangkan Ibuku mengurus rumah angga. Ketika berumur 6 tahun, Aku mulai bersekolah di SDN 06 Batu Ampar Kalbar, kemudian setelah lulus melanjutkan pendidikan di SMPN 06 Batu Ampar kalbar, dan melanjutkan pendidikan SMA di SMAN 01 Batu Ampar Kalbar, saat ini sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi UNTAN Pontianak Kalbar. Menulis puisi, cerpen, serta artikel adalah hobiku sejak SMA. Hingga saat inipun sudah banyak puisi hasil karyaku, namun sayangnya tak dipublikasikan hanya sebatas tulisan di buku diary, begitulah nasibku ini yang sedikit miris namun nasib siapa yang tahu, semoga hasil karyaku bisa dibukukan dan best seller Aaamiin. Maaf panjang lebar, sekian biografi singkat ini.
Jazakumullah khoir
BalasHapusSemoga bermanfaat, maaf jika ternyata ada kesalahan pada tiap kalimatnya. Kalau ada kesalahan, mohon diperbaiki kak😊, untuk membenahi artikel ini menjadi lebih baik. Perlu saran yang membangun dari pembaca 😊
BalasHapus